Kamis, 11 Maret 2010

Black Bery VS Android

Serbuan ponsel Android diprediksi akan menggerogoti pasar BlackBerry di Indonesia. Namun Research in Motion (RIM), produsen dari handset lisensi Kanada itu justru mengaku tidak takut, bahkan menyambut persaingan terbuka ini."RIM menyambut kompetisi (dengan Android)," komentar Gregory Wade, Regional Vice President Asia Pacific RIM, saat berbincang dengan detikINET.
"Semakin banyak user (di Indonesia) yang memahami benefit dari mobile data dan smartphone, justru semakin baik. Tentunya ini malah bagus untuk kami sebagai pionir industri smartphone dan layanan data nirkabel," lanjutnya dengan nada percaya diri.

Menurut Greg, BlackBerry bukan sekadar handset saja. Namun lebih tepatnya adalah platform end-to-end atau layanan menyeluruh. Mulai dari infrastruktur back-end, sistem operasi dan services, kemitraan dengan operator, hingga aplikasi terintegrasi semisal BlackBerry Messenger."Nah, itu semua kami tawarkan dalam satu solusi handset yang aman dan bisa diandalkan. Kami menyebutnya 'the BlackBerry experience'. Jelas, itu yang membedakan kami (dengan Android) dan membuat pelanggan di Indonesia tetap menggunakan dan mencintai BlackBerry," seloroh fans berat dari grup musik rock AC/DC ini.Berdasarkan catatan detikINET, akses layanan BlackBerry di Indonesia telah digunakan oleh lebih dari 700 ribu pelanggan dari enam operator seluler yang menjadi mitra RIM, yakni Indosat, XL Axiata, Telkomsel, Natrindo Telepon Seluler, Smart Telecom, serta Hutchison CP Telecom.Meski demikian, keenam operator itu mulai melirik ke Android. Setelah Telkomsel tahun lalu, kini Android mulai gencar dipasarkan Indosat--mitra pertama RIM untuk BlackBerry. XL juga tengah ancang-ancang merilis layanannya dalam waktu dekat.

Ancaman untuk pasar BlackBerry, selain dari aplikasinya yang menarik, juga dari harga ponsel yang relatif lebih murah serta disediakan oleh banyak vendor. Sebut saja, HTC Hero, Motorola Milestone, Samsung Galaxy Spica, LG GW 620, Huawei U8230, Sony Ericsson Xperia X10, serta Samart i-mobile IE6010 yang harganya Rp 2 jutaan.
Belum lagi jika ponsel Nexus One milik Google jadi masuk ke Indonesia tahun ini, bukan tak mungkin kalau pasar BlackBerry bisa digoyang Android. Lalu apa tanggapan RIM?"Seperti yang sudah saya bilang, kami menyambut kompetisi ini. Kami memiliki posisi yang lebih unggul baik di segmen korporat dan ritel. Fokus kami saat ini adalah untuk mengoptimalkan kekuatan kami dan mengapresiasi pelanggan di Indonesia, juga rekanan dan distributor kami," tandas pria yang sehari-hari berkantor di Singapura ini.
sumber : detikcom

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

nich cari sendiri....