Jumat, 07 Januari 2011

Deteksi Tepi Dalam Militer

Hai hai, ini postingan pertamax di tahun yang baru ini. Semoga bermanfaat bagi kalian semua ya..

Pengolahan citra adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin, dalam hal ini adalah komputer. Pengolahan citra mempunyai aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu aplikasi dalam bidang militer. Dunia militer saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Saat ini telah banyak sekali diciptakan alat-alat maupun senjata untuk mengamankan negaranya dari teroris maupun invasi dari negara lain. Salah satu contoh penerapan pengolahan di bidang militer yaitu, dalam mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar. Hal ini dilakukan supaya prajurit dapat mengetahui peasawat musuh di luar jarak pandangan mereka.

Untuk dapat melihat pesawat atau obyek di udara, sebuah radar memancarkan gelombang elektromagnetik dari sistem transmiternya. Setelah gelombang tersebut mengenai obyek di udara, gelombang itu lalu dipantulkan kembali oleh obyek untuk diterima receiver radar. Seluruh data tentang perbedaan waktu antara pengiriman dan diterimanya kembali gelombang pantulan diperhitungkan dengan arah horizontal dan vertikal antena, dikalkulasi oleh prosesing radar sehingga obyek yang tertangkap tersebut dapat ditentukan jarak dan arah (bearing) serta kecepatan dan ketinggiannya dari radar. Kemampuan yang dimiliki radar pertahanan udara modern ini disebut radar 3D (tiga dimensi: jarak, arah, dan ketinggian). Di beberapa negara, dengan prosesing tambahan, beberapa tipe radar dapat menentukan jenis dan macam pesawat yang tertangkap radar tersebut. Biasanya, setiap radar militer dan sipil juga dilengkapi dengan interogator IFF (identification friends or foe) yang sering disebut sebagai radar sekunder. Interogator ini mengirim sinyal pertanyaan yang disebut sebagai mode 1, mode 2 (khusus pesawat militer), mode 3/A (identifikasi untuk semua pesawat), dan mode C (pertanyaan tentang ketinggian terbang). Mungkin negara kita perlu juga mengadopsi teknologi ini untuk menambah kekuatan pengawasan ruang udara dan kekuatan deterrent kita. Di sisi lain, selain secara teknologi kita mampu, juga karena sifatnya yang pasif sehingga biaya pembuatan, operasi, dan perawatan pasti jauh lebih murah dibandingkan dengan hanya mengandalkan radar aktif.

Radar adalah singkatan dari Radio Direction And (Radio) Raging. Sesuai dengan namanya radar digunakan untuk mendeteksi posisi pesawat yang dinyatakan dengan arah atau azimuth yang mengacu pada arah Utara dan pada jarak (range) tertentu dari antena. Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantukan dari permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antenna pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang disebut receiver.

Ketika kita menggunakan radar, kita pasti ingin mencapai salah satu dari tiga hal dibawah ini

  • Mendeteksi kehadiran sebuah objek dari jarak jauh. Umumnya objek tersebut bergerak, seperti pesawat terbang. Tapi radar juga bisa digunakan mendeteksi objek-objek yang terkubur di dalam tanah. Dalam beberapa kasus, radar bisa mengenali tipe pesawat yang dideteksinya.
  • Mendeteksi kecepatan sebuah objek
  • Memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa

Citra merupakan suatu fungsi dari intensitas cahaya dalam bidang dua dimensi yang dinotasikan dengan f(x,y), dimana nilai x dan y menyatakan koordinat citra dan nilai f pada koordinat (x,y) menyatakan kecerahan atau informasi warna citra. Secara matematis persamaan untuk fungsi intensitas f(x,y) adalah :

0 < f(x,y) < ∞

Pada hakekatnya citra yang dilihat oleh mata kita terdiri dari berkas-berkas cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda di sekitar kita. Jadi fungsi intensitas f(x,y) merupakan fungsi sumber cahaya i(x,y) yang menerangi objek serta jumlah cahaya yang dipantulkan oleh objek r(x,y). Dengan demikian fungsi f(x,y) dapat dinyatakan dengan persamaan:

f(x,y) = i(x,y). r(x,y)

dengan :

0 < i(x,y) < ∞ ( iluminasi sumber cahaya )

0 < r(x,y) <>

Semakin terang sumber cahaya, maka nilai iluminasi sumber semakin besar, dan semakin terang warna suatu objek maka koefisien pantul objek tersebut semakin besar.

Deteksi Tepi (Edge Detection) adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari objek-objek gambar. Suatu titik (x,y) dikatakan suatu tepi (edge) dari suatu citra bila titik tersebut mempunyai perbedaan yang tinggi dengan tetangga. Faktor kunci dalam mengekstraksi ciri adalah kemampuan mendeteksi keberadaan tepi (edge) dari objek di dalam citra. Pendeteksian tepi merupakan langkah pertama untuk melingkupi informasi di dalam citra. Tepi mencirikan batas-batas objek dan karena itu tepi berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi di dalam citra. Tujuan pendeteksian tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis batas suatu daerah atau objek di dalam citra. Untuk mendeteksi tepi-tepi pada citra ini, kita dapat menggunakan metode Roberts, Prewitt, Sobel, Canny, Laplacian of a Gaussian, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

nich cari sendiri....

Template by:
Free Blog Templates