Kanker otak yang diderita Vaneman diketahui dua tahun lalu, saat ia dibawa ke ruang gawat darurat karena merasa lemas dan tangan kirinya sudah pincang. Dokter saat itu ia menderita stroke atau serangan jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa ia mengalami Glioblastoma atau GBM, yang merupakan tipe kanker otak paling sering terjadi. Tipe kanker tersebut sebenernya bisa mengakibatkan hal yang fatal tetapi tim dari Preston Robert Tisch memiliki ide lain untuk mengatasinya. Vaneman pun dioperasi dan menjalani perawatan intensif pasca operasi.
Vaneman pun diberikan perawatan intensif dengan diberikan sebuah vaksin terbaru yang diproduksi Pfizer. Vaksin itu bernama CDX-110, dan bukan untuk mencegah penyakit. Sebaliknya, vaksin memicu respon imun, yang menyerang sel-sel kanker berbahaya. Secara spesifik, vaksin dididapatkan dari EGFRviii (EGFR faktor tiga), yaitu protein yang ditemukan pada 40 persen sel tumor. Dr. John Sampson, ahli bedah yang membantu mengembangkan vaksin, menjelaskan bahwa tim menggunakan vaksin untuk membuat respon imun yang lebih spesifik. "Tidak seperti kemoterapi, yang rasanya sangat sakit karena membagi sel dalam tubuh, atau radiasi, vaksin ini cukup efektif dan presisinya lebih tepat," kata Dr. John Sampson. Vaksin ini nantinya bisa membuat para pasien kanker, tidak hanya kanker otak bisa hidup lebih lama. Sel kanker pun bisa dikurangi atau dimusnahkan dengan cara yang tidak terlalu sakit dibandingkan kemoterapi
sumber Petti Lubis, Mutia Nugraheni
0 komentar:
Posting Komentar